PEKANBARU, BGNNEWS.CO.ID – Hingga kini BUMD di Riau belum memiliki refinery (pabrik) minyak goreng. Sementara bahan bakunya, melimpah di bumi lancang kuning.
Luas kebun kelapa sawit di Riau, sebagai bahan bakunya, mencapai sekitar 3,4 juta hektar, dan terluas di Indonesia.
“Riau merupakan lumbung kelapa sawit terbesar di Indonesia, tapi sayangnya, kita belum punya refinery. Ini PR besar yang harus dipikirkan,” ujar Ketua Umum DPP Perkumpulan Petani Sawit Bumi Bertuah (PPSBB), Harmen YP, dalam sebuah perbincangan ringan di kantornya, Jl Singgalang, No 42, Pekanbaru, Jumat (2/5/2025).
Dikatakan, refinery atau kilang minyak goreng, selain meningkatkan produksi minyak goreng dalam negeri, juga bisa menciptakan lapangan kerja.
“Bayangkan kalau kilang minyak goreng ini ada di miliki oleh BUMD di Riau, sungguh banyak manfaat yang didapatkan daerah, terutama bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang bisa diandalkan,” kata Harmen.
“Sayang aja rasanya, Riau yang kaya bahan bakunya. Dana juga ada, tapi refinerinya tidak ada. Jadi ini harus menjadi perhatian semua pemangku kepentingan,” sarannya.
Untuk itu, pihaknya dari PPSBB minta supaya BUMD di Riau dan swasta harus bersinegi untuk bangun refinery untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng masyarakat, terutama masyarakat Riau.
Pihaknya juga mendukung Pemerintah Provinsi Riau yang dipimpin H. Abdul Wahid agar bisa segera mewujudkan keinginan masyarakat Riau ini.
“Penghasil sawit terbesar tapi tidak ada pabrik refinery milik BUMD. Agak aneh saja rasanya. Semoga ini bisa menjadi pemikiran kita bersama,” katanya.
Lebih lanjut diungkapkan bahwa pihaknya juga mendorong Gubernur Riau membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di bumi lancang kuning.
“Jika ini bisa dilakukan maka sangat membantu ekonomi Riau dan kawasan ekonomi baru di Riau. Karena semua yang dibutuhkan untuk itu ada di Riau,” tandasnya. (ksi)
